Pasal 1. Kewajiban Mencintai & Mengagungkan Rasul & Larangan berlebih-lebihan dalam meujinya serta penjelasan tentang kedudukan beliau

Sunday, January 14, 2007

A. Kewajiban mencintai dan mengagungkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

Pertama-tama: wajib bagi setiap hamba mencintai Allah, ini merupakan bentuk ibadah yang paling agung, sebagaimana firmanNya dalam QS Al-Baqarah (2):165

Selanjutnya mencintai RasulNya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dalam suatu hadist disebutkan:
"Ada 3 perkara yang jika seseorang memilikinya akan merasakan manisnya iman, yaitu bila Allah dan RasulNya lebih ia cintai daripada selain keduanya, dan tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah, serta benci kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya daripadaNya, sebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke neraka." (muttafaq 'alaih)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah sempurna iman salah seorang dari kalian sampai aku lebih ia cintai daripada anaknya, orang tuanya dan segenap manusia." (muttafaq 'alaih)

Wajib bagi setiap mukmin untuk lebih mencintai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam daripada mencintai dirinya sendiri. "Bahwasanya Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu berkata: "Wahai Rasulullah, sungguh engkau adalah orang yang lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri." Maka beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Demi Allah yang jiwaku ada ditanganNya, tidaklah sempurna iman salah seorang diantara kalian, sehingga aku leih engkau cintai daripada dirimu sendiri! Lalu Umar berkata kepada beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, "Sesungguhnya engkau (Wahai Rasulullah) kini menjadi orang yang lebih aku cintai daripada diriku sendiri." Maka beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sekarang (telah benar engkau) wahai Umar!" (HR. AL-Bukhari)

B. Larangan Ghuluw dan berlebih-lebihan dalam memuji

  • Ghuluw artinya: melampui batas, QS An-Nisa(4):171
  • Ithra’ artinya: melampui batas (berlebih-lebihan) dalam memuji serta berbohong karenanya

Ghuluw dalam hak Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah melampui batas dalam menyanjungnya sehingga mengangkat di atasnya derajat sebagai hamba dan rasul Allah

  • menisbatkan kepadanya sebagian dari sifat-sifat ilahiyah (memohon dan meminta pertolongan kepada beliau)
  • bersumpah dengan nama beliau, sbegai bentuk ubudiyah kepada selain Allah

Ithra’ dalam hak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah berlebih-lebihan dalam memujinya
Rasulullah bersabda:
"Janganlah kalian berlebih-lebihan memujiku, sebagaimana orang-orang Nashrani telah berlebih-lebihan memuji (Isa) putera Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah, "Abdulllah wa Rasuluh (Hamba Allah dan RasulNya)" (muttafaq ‘alaih)

  • Ketika sebagian sahabat berkata kepada beliau, "Engkau adalah sayyid (penghulu) kami!" Spontan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Sayyid (penghulu) kita adalah Allah Tabaraka wa ta'ala!"
  • Ada yang mengatakan: "Dan engkau adalah orang yang paling utama dan paling agung kebaikannya!" Serta merta beliau mengatakan: "Katakanlah sesuai dengan apa yang biasa kalian katakan, atau seperti sebagian ucapan kalian, dan janganlah sampai kalian terseret oleh syaithan." (HR Abu Daud dengan sanad Jayyid)
  • Sebagian orang berkata kepada beliau: "Wahai Rasulullah, wahai orang yang terbaik diantara kami dan putera orang terbaik diantara kami! Wahai sayyid (penghulu) kami dan putera penghulu kami!" Maka seketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersada: "Wahai manusia, ucapkanlah dengan ucapan (yang biasa) kalian ucaplan! Jangan kalian terbujuk oleh syaithan! Aku (tidak lebih) adalah Muhammad, hamba Allah dan rasulNya. Aku tidak suka kalian menyanjungku diatas derajat yang Allah berikan kepadaku!" (HR Ahmad dan An-Nasa'I)

C. Penjelasan tentang kedudukan Nabi shallallahu'alaihi wa sallam

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, adalah orang yang memiliki kedudukan mulia sebagaimana firman Allah Ta'ala dalam QS Al-Isra (17):79

  • Allah melarang meninggikan suara dihadapan beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, dan memuji orang –orang yang merendahkan suara dihadapan beliau, QS Al-Hujurat:2-5
  • Dan Allah subhanahu wa Ta'ala serta para malaikatNya telah bershalawat kepada beliau, serta memerintahkan para hambaNya agar mengucapkan shalawat dan taslim kepada beliau, QS Al-Ahzab:56
  • Termasuk mengagungkan beliau shallallahu 'alaihi wa sallam adalah: mengagungkan sunnahnya dan keyakinan tentang wajibnya mengamalkan sunnah tersebut, dan bahwa ia menduduki kedudukan kedua setelah Al-Quranul Karim dalam hal kewajiban mengagungkan dan mengamalkannya, sebab ia merupakan wahyu dari Allah Ta'ala sebagaimana firmanNya dalam QS An-Najm :3-4

0 comments:

 
 
 
 
Copyright © Tauhid